Pelalawan Selayang Pandang


Berawal dari nama sebuah kerajaan yaitu Kerajaan Pelalawan yang cukup maju dan memberikan peranan penting dalam perkembangan perekonomian di sepanjang aliran sungai Kampar dan pesisir Timur Sumatera dahulunya, maka tidaklah berlebihan jika tokoh masyarakat yang ada di wilayah Kampar hilir dan sekitarnya mengabadikan nama kerajaan tersebut menjadi nama salah satu Kabupaten yang terbentuk dari pemekaran wilayah Kabupaten Kampar ini. Dengan disahkan Undang-undang Nomor 53 tahun 1999, maka mulai tanggal 12 Oktober 1999 resmilah Kabupaten Pelalawan memisahkan diri dari Kabupaten Kampar dan merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Riau.
Dengan luas wilayahnya lebih kurang 12.490,42 Kmpada saat ini telah berkembang menjadi 12 Kecamatan, yakni: Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kecamatan Langgam, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kecamatan Pelalawan, Kecamatan Bunut, Kecamatan Ukui, Kecamatan Pangkalan Lesung, Kecamatan Kerumutan, Kecamatan Teluk Meranti, Kecamatan Kuala Kampar, Kecamatan Bandar Sei Kijang dan Kecamatan Bandar Petalangan.
Berada di Posisi yang sangat strategis, yaitu berada dijalur Lintas Timur Sumatera serta berbatasan dengan Propinsi Kepulauan Riau dan Negara Tetangga (Malaysia dan Singapura) merupakan modal dasar dan keunggulan bagi kabupaten Pelalawan untuk mengembangkan Pembangunan di segala Sektor. Kabupaten ini terbentang di daratan tengah pulau Sumatera belahan Timur yang berbatasan dengan:
·         Sebelah Timur dengan Kabupaten Karimun dan Selat Malaka
·         Sebelah Barat dengan Kabupaten Kampar dan Kota Pekanbaru
·         Sebelah Utara dengan Kabupaten Siak dan Kabupaten Bengkalis
·         Sebelah Selatan dengan Kabupaten Indragiri Hulu dan Inderagiri Hilir
Dengan ditetapkan Pangkalan Kerinci sebagai ibukota dan Pusat Pemerintahan, Kabupaten Pelalawan mulai berpacu mengejar segala bentuk ketertinggalan dan keterbelakangan yang selama ini menyelimuti segala sektor kehidupan.
Penduduk asli terdiri dari orang Melayu yang terbagi dalam dua wilayah adat, yaitu masyarakat Adat Melayu Pesisir dan Masyarakat Adat Melayu Petalangan. Seiring dengan perkembangan daerah terjadi mobilisasi penduduk dari berbagai suku dan daerah seperti: Sumatera Barat, Sumatera Utara, Aceh, Jawa dan lain-lain. Dengan jumlah penduduk pada saat ini lebih kurang 321.947 jiwa.
Sungai Kampar yang membelah Kabupaten ini dari Barat ke Timur dengan beberapa anak sungainya memberi karakteristik tersendiri terhadap kehidupan penduduknya, dimana sebagian penduduk asli banyak bergantung kepada kekayaan dan keragaman sumber daya perairan. Sedangkan penduduk asli yang berada di daratan dan pedalaman bergantung pada kekayaan dan keragaman hasil hutan dengan membuka kebun dan memanfaatkan sumber daya hutan lainnya seperti rotan, madu dan lainnya.
Untuk mencapai Ibukota Kabupaten Pealawan (Kota Pangkalan Kerinci) dapat ditempuh melalui beberapa pintu masuk:
a.       Darat:
-          Melalui Kota Pekanbaru melewati Jalan Raya Lintas Timur
-          Melalui Kota Jambi/Rengat (Inhu) melalui Jalan Raya Lintas Timur

b.      Laut/Sungai:
-          Melalui Penyalai di Kuala Kampar
-          Melalui Tolam, Pelalawan di Kecamatan Pelalawan
-          Melalui Teratak Buluh (Sungai Kampar) Kabupaten Kampar

c.       Udara:
-          Melalui Bandar Udara Sultan Syarief Haroen di Komplek PT.RAPP (Riau Andalan Pulp and paper)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar