Masjid
Hibbah merupakan masjid bersejarah yang dibangun oleh masyarakat pada tahun
1936, yakni masa pemerintahan Regent Tengkoe Pangeran Said Osman (1930-1941).
Masjid Hibah adalah salah satu bangunan yang tersisa dari peninggalan kerajaan
Pelalawan. Masjid ini berada
tidak jauh dari bangunan Istana Sayap Pelalawan dan rumah kediaman Sultan.
Lokasi masjid ini berada di tengah-tengah dan mudah ditempuh dari segala
pemukiman, baik dengan berjalan kaki maupun dengan menggunakan perahu.
Kata
Hibbah untuk nama masjid tersebut diambil dari makna pemberian atau sumbangan.
Karena masjid ini dibangun dari keikhlasan masyarakat pelalawan waktu itu yang
bergotong royong tanpa terkecuali tua dan muda, laki-laki dan perempuan, dan
pekerjaan tersebut dilaksanakan siang maupun malam tanpa paksaan. Bahkan pada
kegiatan tersebut Sultan dan para pembesar kerajaanpun ikut bekerja bersama
rakyatnya.
Sebagian
besar bahan bangunan terbuat dari teras laut, kayu pilihan yang sengaja
dipesan. Sebagian lagi diramu pemuda-pemuda di kawasan hutan. Sedangkan semen
untuk tiang, kaca pintu, atap dan timah campuran bahan qubahnya merupakan
sumbangan Sultan.
Masjid Hibbah bagaikan mahkota yang amat terpelihara, bahkan
menurut penduduk setempat bangunan ini berharga melebihi bangunan Istana Sayap.
Karena masjid tersebut merupakan wujud dari persaudaraan yang pernah mereka
bangun dengan susah payah secara bersama-sama. (goriau.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar